Jumat, 24 Juli 2015

Di Penghujung Harapan Dan Penantian Part 1 (Kepulangan Mas Pram)

Aku ingin berada di ujung penantian, berbalut momen sakral bernama pernikahan yang dimulai dengan akad, dengan mahar bukan materi yang berlimpah, namun cukuplah seperangkat alat sholat dan sebuah Al Quran yang nanti kan ku tagih pertanggung jawabannya, serta sebuahhafalan surah Al Quran yang ku dengar lantunannya ..

*****
                Sudah 3 tahun sejak kepergiannya, aku masih disini. Entah apa yang aku harapkan. Kepastian?? Bukankah diriku sendiri yang menolak untuk menunggunya??
                Bismillahirrahmanirrahiim. Allah,permudahkan urusanku.
                Ku lihat bunda di dapur yang tengah berkutat dengan masakannya. Ku hampiri beliau untuk membantunya.
                “Hmm..bunda bikin apa sih?kok wangi banget masakannya?”,ucapku seraya mengendus aroma yang menguar dari dalam panci.
                “Bunda lagi bikin sayur sop spesial untuk kakakmu, Pram”
                Aku mengerutkan dahi, “Mas Pram? Memangnya dia mau pulang? Orang sibuk kayak dia mana inget sama rumah sih bun?”
                “Siapa yang bilang aku tak ingat rumah,hmm?Bahkan aku merindukan masakan bundaku sendiri”,jawab sebuah suara yang mengagetkanku.
                “itu..hmm..itu..”,jawabku gugup
                “itu apa hmm?dasar kamu tuh,dari dulu ga pernah berubah,asal ucap aja”,ujar Mas Pram sambil mencubit pipiku.
                “Aduhh..Mas Pram mah,jangan dicubit.sakit tau.nanti kalo pipiku tambah tembem gimana?”, ujarku tak terima sambil ku cubit tangannya.
                “Sudah..sudah..kalian ini,ga inget umur apa?masih aja suka bertengkar.Lea,bantu Bunda nduk siapin makanan”Bunda berusaha melerai sebelum adegan Tom n Jerry berlangsung.
                “Kamu sampai sini jam berapa Pram?”,ujar Ayahku yang baru pulang dari kantor.
                Mas Pram dan aku menyalami tangan Ayah.”Pram baru nyampe kok Yah”
                “Ya sudah,kalau begitu kita makan dulu,ga enak kalo keburu dingin nanti”Bundaku berujar.
                Disinilah kami berempat. Aku, bunda, ayah dan Mas Pram duduk di ruang makan menikmati masakan Bunda yang menurutku masakannya tak kalah oleh chef resto terkenal sekali pun.
                Ku lirik ayah, bunda dan Mas Pram. Terlihat sekali mereka menikmati makanan mereka.
                Aku membuka percakapan “Ayah, Bunda dan Mas Pram,nanti sehabis makan,ada yang mau Lea sampaikan”
                “Ada apaan sih Dek? Biasanya juga asal ucap aja walaupun lagi makan juga. Sok serius kamu Dek” ucap Mas Pram membuatku sebal.
                “Ayah,tuh liat kelakuan anak kebanggaan Ayah, nyebelin banget sih. Lea beneran serius tau. Tunggu aja sampe selesai makan” aku mengadu pada Ayah. Sedangkan Ayah dan Bunda hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anak-anaknya.
                “Nah, kita udah selesai makannya,kamu mau ngomong apa Le?”tanya Ayah.
                Ku lirik Mas Pram. Dia seperti orang yang sedang gelisah.
                “Ga jadi Yah.Lea keburu lupa.hehehe.Mas Pram kayaknya ada yang mau diomongin ya?” tebakku sekenanya.
                Mas Pram hanya tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang aku yakin bukan karna gatal.
                “Pram”,tegur Bundaku sambil tersenyum
                “Ayah, Bunda, Pram mau minta izin kalian untuk menikah. Pram tahu ini mendadak banget, tapi Pram udah ga bisa nunda ini lagi”
                “Kamu ga lagi hamilin anak orang kan Pram?”,ujar Ayahku tegas
                “Ya ampun Ayah, pastilah Mas Pram hamilin anak orang, masa anak gorilla” jawabku asal.
                Mas Pram langsung tersendak mendengar penuturanku. Ku lihat Ayah mendelikkan matanya ke arah Mas Pram.
                “Oke..oke..maksud aku, ya pastilah Mas Pram hamilin anak orang, tapi nanti, hamilin istrinya”aku meralat ucapanku yang pertama.
                Mas Pram menatapku jengah. Dia sudah terlalu sering menerima perlakuan ajaibku.
                “Loh, kenapa? Bener kan yang aku bilang tadi?” jawabku sekenanya, sambil mengedipkan kedua mataku menatap Bunda.
                “Ya bener sih, tapi rangkaian kata-katamu itu yang bisa bikin orang salah paham Dek.Lagian kamu sekolah tinggi-tinggi, rangkaian katanya masih aja belepotan”ujar Mas Pram membenarkan.
                Ayah dan Bunda hanya menghela nafas.
                “Trus, kamu mau nikah sama siapa Cah Bagus, wong bunda aja ga pernah liat kamu bawa perempuan ke rumah”
                “Lea tau bun orangnya”, jawab Mas Pram.
                Kini giliranku yang tersendak minuman, aku menatap Mas Pram “Mas, jangan bilang ....”
                Mas Pram tersenyum “Iya, Le, Mas ingin menikah sama Alifa”

*to be continue

Rabu, 12 Februari 2014

Hijrahku

Sebenernya ga tau mau ngetik apaan,cuma ya karna ga bisa tidur ya udahlah asal ngetik2 aja :D
Aku ga tau harus mulai semuanya darimana,namun yang aku tau,saat ini aku sedang berada dalam proses ‘hijrah’ :)

Yapp..hijrah dari jahiliyah menjadi seorang muslimah :)
Dirunut dari yang terdahulu,ada banyak penyesalan yang sampai saat ini masih mengusik pikiran.
Kadang aku merasa terlambat,mengapa baru sekarang aku mendekat padaNYa?
Mengapa hatiku sekeras batu untuk meminta maaf kepada orang tuaku?
Mengapa aku dulu terjebak dalam keadaan yang sampai saat ini,Demi Allah,aku masih sangat malu..
Hijrahku bukan seperti jalan tol yang bebas hambatan,banyak hal2 yg tidak terduga yang selalu menghambat hijrahku..

Awal aku berhijab…Jujur,sudah lama aku ingin sekali memenuhi kewajibanku yang satu ini..Tapi entah knp,doktrin yg mengatakan ‘bersihkan dulu hatinya,baru boleh berhijab’ semakin tertancap di otakku..
Hingga saat sendiri,aku sering berpikir ‘agamaku menyuruh wanita untuk menutupi auratnya karna wanita sangat dimuliakan di agamaku,bagaimana jika aku tak punya waktu untuk menunaikan kewajibanku?bagaimana jika saat ini,Tuhan memintaku pulang tanpa pernah aku melakukan kewajibanku?azab apa yang nanti aku terima atas kesalahanku?bagaimana mungkin aku tega menyeret orang tuaku ke dalam neraka hanya karna mempunyai seorang anak yang membangkang perintah Allah?beranikah aku melakukan itu?’

Pertama kali,aku hanya berhijab saat aku kuliah,Alhamdulillah,1 minggu kemudian,aku memantapkan diri dengan ‘Bismillahirrahmanirrahiim’ untuk selalu berhijab dimana pun aku berada..Banyak yang menganggapku aneh,entah seperti ibu2,ada yang bilang bu guru (aamiin :) ),ada yang bilang bu hajjah (aamiin :) ),dll..Hingga suatu malam,mama bertanya ‘ka,kamu ga gerah apa pakai baju panjang sama kerudungan terus kayak gitu?’ dan aku cuma bilang ‘ga kok ma,doain aja,semoga anaknya bisa berubah’..

Semua bajuku lengan pendek sesiku,dan untuk awalnya,aku hanya punya 1 cardigan yang aku pakai jika keluar rumah,kerudung pun hanya punya 2,hitam dan putih..Aku rela untuk tidak makan di kampus hanya untuk membeli kerudung..beruntungnya,kampusku terkadang memberiku pekerjaan,yah,setidaknya aku bisa membeli kebutuhan ‘hijraku’ dari hasil jerih payahku..

‘Allah akan memberikan kemudahan bagi hambaNya yang mau berubah kearah yang positif’

Setelah memakainya,diri ini merasa lebih tentram,damai,dan merasa aman..aman dari pandangan laki2 yang ketika melihat yg terbuka rasanya seperti ‘ditelanjangi’,selain itu,aku tak mau membuat dosa laki2 bertambah hanya karna melihat aurat yang tidak tertutup..

Dulu,jangankan berhijab,solat saja aku masih bolong2 T.T
Tapi,sejak ‘hijrah’,rasa malu selalu hinggap ketika ada 1 waktu yang aku tinggalkan.malu kepada Rabbku dan malu kepada hijabku.
Alhamdulillah,tahap pertama ‘hijrah’ sudah terlewat.

‘perkenalkan aku dengan caraMu, rangkul aku dalam kasih sayangMu, tunjukilah aku kepada cahayaMu, ridhoi aku dalam tiap langkah dan amal baikku, Aamiin’

Nah,’hijrah’ ke 2 ada lagi ..
Pasti remaja udah kenal sama yang namanya pacaran..iya kan?? :D
Nah,jujur aja ya,aku juga dulu gitu,tapi cm 1 kali *walaupun cuma 1 kali,tapi sampai sekarang masih ngerasa nyesel banget deh*

Tau ga yang bikin nyesel apaan? Aku sering berpikir,jika kelak aku menikah,apa yang akan aku katakan ketika ditanya ‘sudah berapa laki-laki yang menjadi pacarmu?sudah berapa laki2 yang menyentuhmu?’

Ya Rabb,ketika ku ulangi pertanyaaan tersebut,selalu saja aku menangis..
Aku merasa maluuu Ya Rabb,Aku tak menjaga fitrahku sebagai wanita,aku merasa malu kepada nanti yang akan Kau pilihkan untukku,aku merasa sedih jika ia mendapatkanku dalam keadaan seperti ini ..

‘Laki-laki baik hanya untuk wanita yang baik,begitu pun sebaliknya’

Aku pernah menyayangi sesorang,tapi sayang,caraku salah..

‘cintai ia dalam diammu
Cintai ia dalam tiap doa dan sujudmu’

Aku terperosok dalam keadaan yang jahiliyah..Tak rela untuk berakhir,namun itulah kenyataannya..

ketika mencintai seseorang,kau pasti akan berusaha mengenalnya dan mendekatinya, tapi pernahkah kau berpikir 'kenalkah dirimu dengan penciptaMu?seberapa dekat dan cintanya dirimu padaNya yg menciptakanmu dan mempunyai kuasa penuh atas jiwamu?seberapa sering kau bersujud tuk tunjukan kecintaanmu padaNya?'

Beruntunglah,Rabbku teramat sayang kepada hambaNya ini.Berakhir menyadarkanku bahwa tak seharusnya seperti ini..

‘Mendekatlah padaKu,maka Aku akan mendekat pula padamu’

Aku sadar,bahwa aku menduakanNya dengan makhlukNya..Setan mempunyai banyak cara dan jalan untuk menjauhkan manusia dengan Rabbnya..
Aku berusaha untuk lebih mencintai Rabbku terlebih dahulu,sebelum aku mencintai makhlukNya..

‘Ya Rabb, labuhkan rasa cintaku pada orang yang bisa membuatku bertambah untuk mencintaiMu, jaga hatiku untuk ku berikan kepada yg Kau pilihkan di waktu yang tepat, istiqomahkan aku agar bisa mencintaiMu sepenuh hatiku,’

Aku tak pernah menyesali perasaan yang pernah hadir untuk seseorang,karna itu anugrah dari Sang Pencipta untuk setiap hambaNya,yang aku sesali hanya kesalahan yang aku perbuat..

‘Dekatkan ia pada seorang wanita yang bisa ia bImbing dijalanMu,
Jadikan ia seorang imam untuk pasangannya kelak,
Beri ia kebahagiaan dan jaga ia di mana pun ia berada
Berilah ia yang terbaik menurutMu Ya Rabb’

Awalnya aku berusaha untuk menghadirkan rasa untuk orang lain,tapi sayangnya selalu gagal,yang ditargetkan tak pernah muncul perasaan yang sama seperti dengannya..Hati terasa datar,sampai terpikir ‘apa aku tak bisa mencintai dan menyayangi seseorang lagi?kenapa sedatAa ini Ya Rabb?padahal teman2ku saja selalu memujanya,ia baik dan juga taat,tapi kenapa tetap tak bisa?’

‘kau akan mendapatkan sesuatu yg lebih indah dari apa yg kau minta padaNya tetaplah berusaha menjadi hamba terbaik untukNya‘

Aku meyakinkan diriku ‘mungkin sekarang belum saatnya untukku,Allah punya rencana yang jauh lebih indah dibandingkan yang aku tahu..bukan tak bisa,tapi nanti,Allah akan hadirkan rasa itu kepada orang yang tepat di waktu yang tepat’ :)

‘pilihlah olehmu seorang wanita yg bisa menjadi makmummu agar bisa kau bimbing dan mengaminkan doa bersamamu, dan pilihlah olehmu seorang pria yg bisa menjadi imammu agar bisa membimbingmu dan berdoa bersamamu, yang terpenting,keduanya haruslah orang yg bisa menjadikan dirimu lebih mencintai RabbMu’

Setelah berpikir seperti itu,semua kegalauan pergi,semuanya kembali normal,sampai tak ada yang benar2 bisa mengambil celah hingga saat ini, ‘Allah melindungi hatiku dengan sempurna’

‘Izinkan aku mendekat padaMu Ya Rabb’

Proses ke 2 dari ‘hijrah’ selesai :)
Nah,yang ini nih,susah2 gampang sebenernya :D
Aku tak terlalu dekat dengan mama,aku juga bukan seorang anak yang dengan gampangnya bilang ‘aku sayang mama’ dan bla..bla..bla…
Sampai 2 hari yang merubah hidupku…terpikir jika aku mati,apa bekal yang akan aku bawa nanti?pertanggung jawaban seperti apa yang akan ku berikan kepada Rabbku?Apa jadinya jika aku mati tanpa sempat mengucapkan rasa sayang dan permintaan maaf kepada orang tuaku???

Senin,11 Februaro 2014,kejadian yang ga akan aku lupain,sebelum aku pergi kuliah,aku berpamitan sama mama,hingga ku cium tangannya,teringat semua jerih payahnya selama ini,langsung ku pelu ia,dan ketika itu air mata sudah tak bisa ku tahan,aku menangis ‘mama,maafin riska ya kalo selama ini durhaka sama mama,maafin kalo selama ini riska punya salah sama mama,maafin kalo selama ini riska blm bisa jadi anak yang mama banggain,doain riska biar bisa jadi orang sukses,doain riska biar bisa jadi anak yang berbakti’ hanya itu…hanya itu yang bisa aku ucapkan di sela tangisku…

‘Ya Allah,berilah kesehatan kepada orang tuaku,beri aku waktu untuk bersama mereka lebih lama,beri aku kesempatan untuk bahagiakan mereka’
‘Cintai penciptaMu,maka Dia akan mencintaimu,
Sayangi orang tuamu,sebagaimana Dia telah mengirimmu sepasang malaikat di duniamu,
Jaga hatimu untuk yang menantimu di tiap doa dan sujud kepada Rabbmu’

Minggu, 17 November 2013

entahlah -_-




apa kalian termasuk salah satu dari sekian banyak orang yg mempunyai masalah?jika iya,apa yang kalian lakukan untuk mengurangi masalah tersebut?pasrah?menyalahkan Tuhan?menyalahkan diri sendiri?
mungkin kalian pernah berpikir kalau hidup orang lain lebih enak daripada hidup kalian.mereka bisa tertawa,bercanda,bermain sepuas hati,atau yang lainnya..
heyy..tunggu dulu,!!!
kenapa kalian ga ngebayangin diri kalian dalam keadaan seperti itu??
ngerasa ga mungkin?ga yakin?ga bisa?atau ga mau?
oke,disini gue akan berbagi mengenai SEDIKIT hidup gue,dan cara gue menyelesaikan masalah yg dateng di hidup gue..
mungkin menurut kalian hidup gue baik2 aja?ya kan?ya kan?
kalian pasti mikir hidup gue sempurna karna punya orang tua yg sayang sm gue,ade2 gue yg sll ada buat gue.temen2 gue yg sll menghibur gue,sahabat2 gue yg sll ngedukung gue disaat gue "terjatuh"..terjatuh disini bukan jatoh dr kursi,trus bunyi "gedebug" trus ditolongin buat berdiri lagi... XD..
gue jg punya masalah koq..
hmm,misalnya apa ya? *berpikir*..oia *tringg,lampu diatas kepala nyala*.hahaha :D
misalnya gue pnya masalah tentang nilai pelajaran gue yg ky gunung,naik turun,naik turun #maklumlah,nilainya kan labil2 gitu,ngikut tren#
tapi gue slow aja,karna menurut gue,sia2 aja waktu gue cm buat mikirin masalah yg g ada habisnya.
gue terbiasa menikmati setiap masalah yg ada,tp ga berarti gue menikmati tanpa mikirin solusinya..
gue imajinasiin hidup gue ky main game dan roller coaster..
diibaratin roller coaster karna roller coaster macu adrenalin,walaupun lo takut,lo akan nyoba lawan ketakutan lo sendiri..
ibarat game,karna hanya berhenti kalo kita game over (mati) tapi setelah kita berjuang buat pertahanin semua yg ada,
di setiap game pasti punya kesempatan.lo ga mau kan nyia2in kesempatan yg ada trus game over gt aja?kalo mau,lo itu loser terbodoh..
gue mencoba rileks,mengamati orang2 sekitar gue dan gue akan menangkap aura positifnya aja,yg negatif buang jauh2 deh..
gue imajinasiin hidup gue seperfect mungkin,tanpa masalah,walaupun nyatanya masalah tetep aja ada..tp setidaknya itu meringankan pikiran gue sendiri..
jauh lebih baik,lo ga perlu lihat keadaan orang lain yg bisa bahagia semu ky gt,
yg harusnya lo pikirin dan lo pertanyain "mungkin masalah mereka jauh lebih besar drpd gue,tp gmn caranya ya mereka bs seceria itu?"
hidup itu proses,jgn harap lo bs mati bahagia secara instan tanpa proses..ini dunia nyata,bukan dunia impian atau imajinasi otak lo semata